cintanya, rasanya, tatapannya,
suaranya hanyalah ilusi.
tapi auranya terasa begiut nyata.
dirinya hanya kudapatkan sebagai teman.
tak lebih dari itu, sejauh yang kuharapkan cintanya takkan pernah datang
harapan itu datang karena kebodohan semata yang tak pernah dihargai bahkan dikenal.
guguplah aku dibuatnya…
mendidih hatiku memikirkannya.
semua karena dia.
karenya cintanya yang hanaya ilusi.
0 komentar:
Posting Komentar