Ya!
Mungkin saja aku SALAH untuk menjadikan dirimu sebagai PELUKAN TERAKHIRKU. Tapi tidaklah hal ini juga menjadikan diriku sebagai lelaki yang siap untuk dirimu jadikan kacung di episode dari drama PERCINTAANMU.
Tapi walaupun demikian, disaat PERHATIANMU adalah menjadikan diriku cerita indah di akhir cerita kehidupanmu di Dunia, tidaklah aku inginkan agar dirimu lebih mengharapkan YANG LAIN dibandingkan keinginan untuk selalu bersamaku ini.
Kalau kau berharap aku untuk berucap nakal nanti kasih, kan kubisikkan di antara leher jenjangmu, laluku sirahkan nafas ku yang menghangat di antara kedua tatapan indah bola matamu. Karena ku tidak ingin mengucapkannya di depan telinga milikmu, sehingga semakin susah kau mendengarkan bisikan itu nantinya maka kuharap semakin mudah pula bibirmu untuk beradu hasrat dengan bibirku.
HEMMHH kasihku …
Bukan pula cerita gombal seperti DRAMA KOREA atau cerita tragis seperti Romeo dan Juliet yang ku impikan saat aku memutuskan untuk menundukkan diri di hamparan kakimu yang terkadang kegelian jika ku sentuh.
Tidak!
Karena yang aku inginkan hanyalah, sebuah tempatku untuk berdesah … untuk bercerita dan bergumam, untuk tertawa dan berbagi, serta untuk menangis sejadi-jadinya tanpa perlu takut untuk kehilangan sisi KELELAKIANKU di hadapan dunia.
Karena kebutuhanku untuk mencari tempat untuk menangis, lebih besar sekarang daripada keinginaku untuk memperlihatkan kejantananku kepadamu …
HEMHH, aku gila … aku perlu tempat untuk berbicara, aku perlu tempat untuk menangis …
0 komentar:
Posting Komentar